Fakta1.com, Konawe – Bupati Konawe, Yusran Akbar, ST., membuka secara resmi kegiatan Temu Wicara Komisi Irigasi Kabupaten Konawe yang digelar di Kantor Bangunan BW I, Kelurahan Touy, Kecamatan Unaaha, pada Senin, 13 Oktober 2025.
Forum tahunan ini menjadi wadah evaluasi dan sinkronisasi antara pemerintah, petani, dan lembaga pengelola sumber daya air dalam menyusun jadwal tanam, pola tata tanam, serta rencana pemberian air irigasi untuk tahun tanam 2026.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala BWS Sulawesi IV Kendari, Sekda Konawe, unsur Forkopimda, OPD lingkup Pemda Konawe, serta Ketua Komisi Irigasi Kabupaten Konawe. Hadir pula empat camat dari wilayah Konawe, Wonggeduku, Wonggeduku Barat, dan Pondidaha, beserta pengamat operasi dan pemeliharaan sumber daya air serta koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP).
Dari tingkat bawah, tercatat 4 lurah dan 44 kepala desa, serta 68 ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang mewakili blok-blok jaringan irigasi di empat kecamatan. Mereka berasal dari berbagai kelompok seperti P3A Makmur Jaya, Sumber Makmur, Harapan Makmur, Tirta Mulya, Samaturu, dan lainnya yang aktif menjaga keberlanjutan fungsi irigasi di tingkat lapangan.
Dalam sambutannya, Bupati Yusran Akbar menegaskan pentingnya koordinasi lintas sektor dalam pengelolaan sumber daya air yang efisien dan berkeadilan. Ia menilai, kegiatan ini tidak hanya berorientasi pada teknis pertanian, tetapi juga menjadi bagian dari pelaksanaan Asta Cita Konawe Nomor yakni penguatan ketahanan nasional dan kemandirian melalui sektor strategis seperti energi, air, dan ekonomi hijau.
“Kita memiliki potensi besar dalam sektor pertanian. Kabupaten Konawe tercatat memiliki 80 daerah irigasi kewenangan kabupaten dengan luas fungsional 6.785 hektare, tiga daerah irigasi kewenangan provinsi seluas 3.326 hektare, dan tiga daerah irigasi kewenangan pusat dengan total 16.590 hektare. Totalnya, ada 26.701 hektare wilayah irigasi di Konawe,” ujar Yusran.
Menurutnya, angka tersebut mencerminkan tanggung jawab besar pemerintah daerah untuk menjaga kesinambungan jaringan irigasi dan memastikan distribusi air yang merata di seluruh wilayah pertanian.
Ia mengajak seluruh unsur—baik pemerintah, petani, maupun lembaga teknis—untuk memperkuat sinergi dalam mendukung terwujudnya swasembada pangan daerah dan kesejahteraan masyarakat petani.
“Irigasi adalah nadi pertanian kita. Jika distribusi air dikelola dengan baik, maka produktivitas dan kesejahteraan petani akan ikut meningkat,” tambahnya.
Melalui forum ini, Pemerintah Kabupaten Konawe berharap lahir komitmen bersama untuk membangun sistem irigasi yang produktif, efisien, dan berkelanjutan, sejalan dengan visi pembangunan daerah berbasis pertanian maju dan mandiri.(*)