BOMBANA – Aksi penolakan aktivitas pertambangan pasir kuarsa di wilayah Poleang Selatan yang terus dilakukan oleh Serikat Gerakan Mahasiswa (SEGEMA) hingga kini tak kunjung mendapat respon dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bombana. Kondisi ini menimbulkan kekecewaan dan kecurigaan bahwa Pemda Bombana tidak menunjukkan sikap kooperatif dalam melindungi hak hidup dan masa depan masyarakat di wilayah pesisir.
Panglima besar Serikat Gerakan Mahasiswa, Egar Afriman, menyampaikan bahwa aktivitas tambang pasir kuarsa yang berpotensi merusak lingkungan pesisir dan ruang hidup masyarakat semestinya menjadi perhatian serius pemerintah. Namun hingga saat ini, suara penolakan mahasiswa dan warga justru seolah diabaikan.
“Kami telah berulang kali menyuarakan aspirasi rakyat, tetapi tidak ada respon nyata dari Pemda Bombana. Ini bentuk pembiaran dan sikap tidak kooperatif terhadap kelangsungan hidup masyarakat Poleang Selatan,” tegas Egar.
Ia menegaskan bahwa SEGEMA akan terus berada di garis perjuangan untuk memastikan tidak ada aktivitas pertambangan yang merugikan masyarakat, terlebih jika terbukti melanggar regulasi lingkungan dan tata ruang yang berlaku.
Gerakan penolakan ini disebut tidak akan berhenti sampai pemerintah berani bertindak tegas menutup dan menolak aktivitas tambang pasir kuarsa yang mengancam keberlanjutan ekosistem dan keselamatan warga.(*)















