Konawe, Fakta1.com — Di tengah mencuatnya pemberitaan mengenai dugaan kekosongan obat di RSUD Konawe, manajemen rumah sakit akhirnya memberikan klarifikasi resmi untuk meluruskan informasi yang berkembang di publik.
Direktur BLUD RSUD Konawe, dr. Romy Akbar Konawe, menegaskan bahwa pihaknya tidak berada dalam situasi krisis obat sebagaimana diberitakan sejumlah media. Ia memastikan seluruh layanan medis tetap berjalan normal tanpa ada pelayanan yang terhenti akibat isu pasokan.
“Kami tegaskan, tidak ada krisis obat di RSUD Konawe. Pelayanan berjalan sebagaimana mestinya. Stok obat esensial aman, termasuk untuk IGD, rawat inap, dan layanan kritis. Yang terjadi hanyalah keterlambatan distribusi dari pemasok luar daerah, bukan kekosongan seperti yang diberitakan,” jelasnya.
Menurut Direktur, keterlambatan distribusi disebabkan proses pengiriman dari Makassar yang membutuhkan waktu lebih panjang dari biasanya. Meski demikian, manajemen telah menyiapkan langkah antisipatif agar kebutuhan obat pasien tetap terpenuhi.
“Kami sudah menyiapkan buffer stok sejak awal dan melakukan substitusi obat sesuai formularium nasional. Koordinasi dengan distributor juga terus dilakukan untuk mempercepat pengiriman berikutnya. Tidak ada pasien yang tidak mendapatkan obat akibat kondisi ini,” tegasnya.
Di sisi lain, Kepala Humas BLUD RSUD Kabupaten Konawe, dr. Abdi, turut memberikan penjelasan saat dikonfirmasi Fakta.com melalui pesan WhatsApp. Ia menilai sejumlah pemberitaan tidak memahami proses nyata pengadaan fasilitas kesehatan di daerah.
“Kami jawab apa adanya sesuai kondisi riil di RS. Banyak pemberitaan yang tidak melihat prosesnya secara utuh. Langkah antisipasi sudah dilakukan dan semua layanan tetap normal. Tidak ada yang terganggu,” ujarnya.
Ia menambahkan, monitoring stok dilakukan setiap hari melalui koordinasi antara instalasi farmasi dan unit pelayanan, sehingga potensi kekurangan bisa diantisipasi lebih awal.
“Begitu ada potensi keterlambatan, langsung kami evaluasi dan aktifkan alternatif stok. Jadi masyarakat tidak perlu panik dengan isu yang tidak tepat,” jelasnya.
Humas RSUD juga menegaskan bahwa prosedur pelayanan sudah sangat jelas. Bila sebuah obat sedang kosong atau terlambat masuk, pasien dapat membeli obat tersebut di apotek panel atau apotek luar, dan biaya akan diganti oleh pihak BLUD sesuai mekanisme yang berlaku.
“Tidak ada pasien yang dibiarkan tanpa obat. Pasien bisa membeli obat di apotek panel atau apotek luar, dan biayanya kami kembalikan sesuai standar BLUD,” ujar dr. Abdi, Minggu malam (30/11).
Empat Tahapan Pengembalian Biaya Pembelian Obat
- Salinan Resep dari Apotek RSUD
Pasien menerima salinan resep bila obat tertentu belum tersedia, sehingga dapat dibeli di apotek panel atau apotek luar. - Pembelian Obat oleh Pasien
Setelah membeli obat, pasien atau keluarga mendatangi ruang Humas RSUD Konawe untuk memulai proses pengembalian biaya.
“Syarat harga yang berlaku adalah harga obat generik sesuai standar BLUD,” tegas Humas. - Berkas yang Harus Disiapkan
Fotokopi resep dokter dari apotek RSUD
Kwitansi atau nota pembelian obat
KTP pasien dan nomor HP/WhatsApp yang dapat dihubungi - Proses Verifikasi dan Pencairan
Jika berkas lengkap, tim akan memproses pengembalian.
“Pasien atau keluarga akan kami hubungi saat dana siap dibayarkan,” jelas Humas.
Dr. Abdi kembali menegaskan bahwa kondisi yang terjadi bukanlah kehabisan obat total. “Yang terjadi adalah keterlambatan pasokan dari pemasok, bukan kekosongan total. Pelayanan tetap berjalan normal,” ujarnya.
Manajemen RSUD Konawe mengimbau seluruh media agar menyampaikan informasi secara berimbang agar tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
“Kami terbuka menjelaskan apa adanya. Yang penting masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan tidak termakan isu yang tidak sesuai kondisi riil di lapangan.”
Dengan klarifikasi ini, RSUD Konawe berharap publik memperoleh gambaran yang akurat dan proporsional mengenai kondisi ketersediaan obat dan layanan kesehatan di rumah sakit tersebut.















