FAKTA1.COM, KONAWE— Ketua Dekranasda NY. TRINOP TIJASARI HARMIN, SH menerima audiensi Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Provinsi Sulawesi Tenggara di Kantor PKK kabupaten Konawe, Rabu 22 Mei 2024
Pemerintah Kabupaten Konawe melalui Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Konawe didorong untuk segera melakukan pendaftaran Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI) seperti Kekayaan Budaya, Kesenian dan Motif Tenun juga Kerajinan yang dimiliki Kabupaten Konawe. Pendaftaran ini dapat dilakukan melalui Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (KEMHUM dan HAM).
“Tujuannya untuk menghindari terjadi klaim dari daerah lain terhadap berbagai Kekayaan budaya yang dimiliki Kabupaten Konawe terutama motif Tenunan yang memiliki nilai ekonomis,” ungkap Ketua Dekranasda NY. TRINOP TIJASARI HARMIN, SH saat melakukan audiensi dengan perwakilan Kemenkumham provinsi Sulawesi Tenggara.
Ketua Dekranasda NY. TRINOP TIJASARI HARMIN, SH mengatakan, pihaknya sudah lama ingin mendaftarkan HKI tersebut. Hal ini didorong dari rasa kepeduliannya terhadap pera pengerajin yang ada di kabupaten konawe khususnya Tenunan.
“Pengerajin tenun kita banyak mendapatkan pesanan dari luar, kain Motif Tolaki peminatnya banyak namun untuk dijual di luar Konawe masih terkendala HKI, namun walaupun begitu tenunan motif tolaki masih bisa dibeli dari pengerajin dengan murah, lalu dijual di luar dengan tinggi,” tuturnya.
Menurutnya, masyarakat Konawe masih kurang memahami terkait dengan pendaftaran HKI ini. Untuk itu kedepan sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi Dekranasda Kabupaten Konawe akan menggandeng Kemenkumham Provinsi Sulawesi tenggara, dalam memberikan edukasi kepada Dekranasda di Kabupaten Konawe,
“Nanti akan kita sampaikan dalam Rapat Koordinasi bersama Dekranasda Kabupaten Konawe yaah,” ujarnya.
Hj. Trinop, mengungkapkan saat ini ada tiga motif Tenunan yang akan kami daftarkan HaKI, seperti Tenun adat Tolaki dengan motif, Pinewinembae ( Bunga Padi) Pinetaulu mbaku ( Bunga Pakis) Pinetootoono ( Orang Orangan) ketiga motif ini ada di dalam simbol Kalosara. terangnya.
Motif Pine Totoono atau orang-orangan atau manusia adalah mahluk ciptaan Tuhan yang paling mulia, berakal budi pekerti, memiliki jiwa kepemimpinan.
Motif Pine Wine Mbae (bunga Padi) merupakan bunga padi yang menggambarkan kerendahan hati yang semakin berisi semakin merendah dan mengambarkan makanan pokok masyarakat yang biasa di konsumsi sehari dan bisa di katakan bahwa padi merupakan sumber kehidupan. Hal ini berdasarkan potensi bumi Konawe yang merupakan konawe kota padi.
Motif Pinetaulu Mbaku (bunga Pakis) Sebagai simbol pertumbuhan, kekuatan dalam kesulitan, dan perlindungan serta melambangkan keberuntungan baik, kesuburan, dan awal yang baru.
“Memang saat ini tiga motif Tenun dibuat sesuai selera pasar, namun kami sudah himbau untuk tetap tidak melupakan ciri khas daerah. Terutama dalam setiap pameran harus benar-benar menampilkan motif-motif tenun khas Tolaki Kabupaten Konawe, umumnya Sulawesi Tenggara”
Terakhir” Ketua Dekranasda Kabupaten Konawe Hj Trinop tijasari juga menambahkan Keheranannya sejak tahun 2019 tidak pernah di adakan sosialisasi terkait dengan HAKI, sekarang ini ia mempertanyakan keberadaan dekranasda tahun di 2019 ada apa dengan kabupaten Konawe kita ini,” pungkasnya.