Kendari, Fakta1.com– Aksi yang digelar secara serentak pada 1 September 2025 di berbagai wilayah Indonesia, termasuk di Provinsi Sulawesi Tenggara, berlangsung dengan aman, tertib, dan kondusif. Ribuan peserta aksi dari berbagai elemen masyarakat turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi, tanpa menimbulkan gangguan berarti terhadap stabilitas keamanan dan ketertiban umum.
Di Kota Kendari, Kabupaten Konawe, serta beberapa daerah lain, massa aksi memusatkan kegiatan di titik-titik strategis. Aparat kepolisian bersama TNI berjaga sejak pagi hari guna memastikan situasi tetap terkendali. Kehadiran aparat tidak hanya sebatas pengamanan, tetapi juga memberikan pelayanan, seperti mengatur arus lalu lintas, menyiapkan jalur alternatif, serta memfasilitasi komunikasi antara perwakilan massa dan pemerintah daerah.
Kapolda Sultra, Irjen. Pol. Didik Agung Widjanarko, S.I.K., M.H., menegaskan bahwa kepolisian selalu siap mendukung masyarakat dalam menyampaikan pendapat di muka umum, selama tetap berada dalam koridor hukum yang berlaku.
“Kami memberikan ruang demokrasi, namun kami juga mengimbau agar penyampaian aspirasi tetap mengedepankan ketertiban, keselamatan, dan tidak merugikan masyarakat luas,” ujarnya.
Tak hanya Polri, jajaran TNI juga ikut mengawal jalannya aksi. Danrem 143/HO Brigadir Jenderal (Brigjend ) TNI Raden Wahyu Sugiarto, S.I.P., M.Han, menegaskan bahwa TNI bersama Polri selalu bersinergi menjaga keamanan di wilayah Sulawesi Tenggara. Ia menambahkan, kehadiran TNI bukan untuk menakuti, melainkan memastikan stabilitas tetap terjaga.
“Kami hadir di lapangan bersama kepolisian untuk memberi rasa aman, bukan hanya kepada peserta aksi tetapi juga kepada seluruh masyarakat. Demokrasi harus dijaga, dan keamanan adalah kunci agar aspirasi dapat tersampaikan dengan baik,” ungkapnya.
Sejumlah tokoh masyarakat dan akademisi turut mengapresiasi jalannya aksi yang berlangsung damai. Mereka menilai, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Sulawesi Tenggara semakin dewasa dalam berdemokrasi, di mana aspirasi bisa disampaikan tanpa harus menimbulkan benturan atau kericuhan.
Selain di Kendari, laporan serupa datang dari Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, Kolaka, Bombana, hingga Baubau. Seluruh rangkaian aksi dapat diselesaikan dengan baik. Aktivitas masyarakat umum, seperti perdagangan, transportasi, dan pelayanan publik, tetap berjalan normal, meski di beberapa titik sempat terjadi kepadatan lalu lintas akibat konsentrasi massa.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Gubernur Mayjen TNI (Purn) Andi Sumangerukka, S.E., M.M., menyampaikan apresiasi atas sikap tertib para peserta aksi. Pemprov menegaskan komitmennya untuk membuka ruang dialog yang lebih luas dalam menindaklanjuti aspirasi yang telah disampaikan. Harapannya, hasil dari aksi ini dapat dirumuskan menjadi kebijakan nyata yang bermanfaat langsung bagi masyarakat.
Secara keseluruhan, aksi 1 September 2025 di Sulawesi Tenggara berhasil menunjukkan wajah demokrasi yang matang: aspiratif, partisipatif, serta tetap mengedepankan keamanan bersama. Sinergi TNI–Polri, pemerintah daerah, dan partisipasi masyarakat menjadi kunci sukses terciptanya suasana yang damai dan kondusif.