banner 728x90

Buka Dharma Tula di Alosika, H. Syamsul Ibrahim Tegaskan Pentingnya Toleransi dan Spiritualitas

  • Bagikan
Silakan Bagikan:

Fakta1.com, Konawe – Wakil Bupati Konawe, H. Syamsul Ibrahim, S.E., M.Si., secara resmi membuka kegiatan keagamaan Dharma Tula di Pura Desa Adat Alosika, Desa Alosika, Kecamatan Padangguni, Kabupaten Konawe, pada Rabu (4/6/2025)

Acara ini menjadi salah satu agenda penting dalam rangka memperkuat nilai-nilai spiritual dan ajaran dharma di tengah masyarakat Hindu di Kabupaten Konawe. Dharma Tula, yang merupakan forum diskusi dan penyampaian ajaran keagamaan Hindu, menjadi momen sakral yang turut dihadiri para tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, perangkat desa, pemerintah kecamatan, serta masyarakat sekitar.

Dalam sambutannya, Wakil Bupati Syamsul Ibrahim menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap kegiatan keagamaan yang dinilai mampu mempererat hubungan sosial dan menjaga harmoni antarumat beragama.

“Kegiatan Dharma Tula ini bukan hanya menjadi ruang pembelajaran dan pendalaman nilai-nilai dharma, tapi juga menjadi wujud nyata kebersamaan dan toleransi antarumat beragama di Kabupaten Konawe,” ujarnya di hadapan para peserta yang memenuhi area pura.

Ia juga menambahkan bahwa Pemerintah Kabupaten Konawe berkomitmen untuk terus memberikan ruang dan dukungan terhadap pelestarian budaya dan kehidupan keagamaan yang inklusif.

“Kami percaya bahwa kerukunan dan keharmonisan sosial adalah fondasi utama dalam membangun daerah. Pemerintah hadir bukan hanya sebagai fasilitator pembangunan fisik, tapi juga pembangunan moral dan spiritual masyarakat,” lanjutnya.

Camat Padangguni, Dhermawan, S.H., yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya Dharma Tula di wilayahnya. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah kecamatan, desa, dan masyarakat dalam menjaga kelestarian nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal.

“Kami sangat mendukung kegiatan seperti ini karena mampu mempererat solidaritas sosial dan membangun semangat kebersamaan lintas komunitas. Dharma Tula menjadi contoh nyata bahwa dialog dan toleransi dapat tumbuh dari akar budaya masyarakat,” ujarnya.

“Melalui Dharma Tula, masyarakat tidak hanya belajar tentang ajaran Weda, tetapi juga memperkuat identitas budaya dan kearifan lokal yang menjadi ciri khas desa adat seperti Alosika.”

Tokoh masyarakat Desa Alosika, I Ketut Wira, juga menyampaikan kebanggaannya atas perhatian pemerintah terhadap kegiatan keagamaan di komunitasnya.

“Kami merasa dihargai dan diperhatikan. Kehadiran Wakil Bupati dan Camat menjadi penyemangat bagi kami untuk terus menjaga nilai-nilai dharma dan tradisi leluhur,” ujarnya.

Sementara itu, tokoh agama Hindu setempat, Jro Mangku Nyoman Sudarma, menekankan pentingnya Dharma Tula sebagai sarana penguatan spiritual umat.

“Dharma Tula bukan hanya diskusi, tetapi bagian dari upaya membumikan ajaran suci Weda agar mudah dipahami dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini penting untuk menjaga moral generasi muda Hindu,” ungkapnya.

Kegiatan Dharma Tula sendiri merupakan bagian dari tradisi keagamaan Hindu yang bertujuan untuk mendalami ajaran suci Weda, meningkatkan pemahaman umat, serta mempererat hubungan antara sesama umat Hindu dan antara umat Hindu dengan masyarakat lainnya. Dengan pendekatan dialogis, Dharma Tula memungkinkan terjadinya pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan nilai-nilai kebajikan antar generasi.

Untuk di ketahui kegiatan ini di Hadiri Pandita Pusat. Imam besar pusat umat Hindu PSN Sultra dan PSN Sultra. (timfakta)

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *