FAKTA1.COM, Konawe – Kekecewaan masyarakat Latoma terhadap kinerja Camat Irwanudin Sadaoda S.Ap semakin memuncak. Dedhy, salah satu tokoh pemuda setempat, secara terbuka mendesak Bupati Konawe, H. Yusran Akbar, ST, untuk segera mencopot Irwan dari jabatannya. Menurutnya, selama hampir enam tahun menjabat, Irwan gagal total membawa perubahan yang berarti di wilayah Latoma.
“Ini bukan sekadar soal kinerja buruk, ini soal kegagalan mutlak. Enam tahun menjabat tapi tak ada satu pun program yang dirasakan manfaatnya. Bahkan kursi untuk warga di kantor camat saja tidak tersedia. Ini bentuk kelalaian yang tidak bisa lagi ditolerir,” tegas Dedhy.
Lebih jauh ia menyampaikan, sejak Irwan dilantik menjadi Camat Latoma pada tahun 2019 hingga hari ini, nyaris tak ada satu pun capaian yang bisa dilihat atau dibanggakan. Menurutnya, masyarakat hanya dijanjikan perubahan, namun kenyataannya nihil.
“Bayangkan, sejak 2019 menjabat, apa yang bisa dilihat masyarakat? Tidak ada! Nol besar! Ini bukan sekadar soal lambat bekerja, tapi soal tidak bekerja sama sekali,” kritik Dedhy.
Kondisi kantor camat yang memprihatinkan bahkan pernah mendapat perhatian khusus dari Penjabat (Pj) Bupati Konawe, Stanley SE., S.SiT., MM. Saat berkunjung ke kantor Camat Latoma beberapa waktu lalu, Stanley mengaku prihatin melihat fasilitas pelayanan publik yang minim dan tidak layak.
Parahnya lagi, lanjut Dedhy, saat ini kantor Camat Latoma menggunakan sambungan listrik ilegal yang dilakukan sendiri oleh camat, sehingga masyarakat menyebut kondisi ini sebagai “di-los-kan” atau sambung langsung listrik tanpa izin resmi. Hal ini semakin memperjelas buruknya pengelolaan dan kepemimpinan di tingkat kecamatan.
“Bagaimana pelayanan publik bisa berjalan normal kalau listrik saja tidak ada? Ini bukan sekadar masalah teknis, ini cerminan dari manajemen yang amburadul,” katanya.
Dedhy juga menuding adanya indikasi penyalahgunaan dana operasional kecamatan, dan mendesak Inspektorat Daerah, Kejaksaan Negeri Konawe, serta Polres Konawe untuk segera melakukan audit dan penyelidikan.
“Ini bukan hanya soal ketidakmampuan, tapi sudah mengarah pada potensi pelanggaran hukum. Rakyat berhak tahu ke mana anggaran itu dipakai. Kami minta aparat jangan tutup mata. Periksa, audit, dan jika terbukti, tindak tegas,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa Irwan adalah pemimpin yang tidak hadir dan tidak peka terhadap persoalan masyarakat. Ia hanya sekadar menduduki jabatan tanpa kontribusi berarti.
“Pak Bupati harus tegas. Jangan lindungi pejabat yang mempermalukan institusi pemerintahan. Copot camat yang tidak becus! Rakyat sudah cukup sabar, sekarang saatnya bertindak,” tegasnya.
Desakan ini muncul menjelang evaluasi rutin terhadap pejabat eselon di lingkungan Pemkab Konawe. Dedhy berharap Bupati H. Yusran Akbar tidak ragu mengambil tindakan tegas demi memperbaiki kualitas pemerintahan di tingkat kecamatan.
“Masyarakat menanti langkah nyata. Jangan biarkan Latoma terus terpuruk hanya karena satu orang di kursi camat. Kalau tidak mampu memimpin, lebih baik diganti,” tutupnya.
Sebagai bentuk keberimbangan informasi, redaksi media ini telah berupaya menghubungi Camat Latoma, Irwan Sadaoda, untuk meminta klarifikasi atas berbagai tudingan tersebut. Namun hingga berita ini diterbitkan, nomor yang bersangkutan dalam kondisi tidak aktif dan belum berhasil dihubungi.