FAKTA1.COM, KONAWE — Kejaksaan Negeri (Kejari) Konawe menegaskan bahwa penetapan tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi yang menyeret Inspektorat Kabupaten Konawe Kepulauan (Konkep) hanya tinggal menunggu waktu. Proses hukum terus bergulir dan kini memasuki babak yang lebih serius, Selasa (3/6/2025).
Dugaan korupsi yang membelit lembaga pengawasan internal pemerintah daerah itu bukan perkara kecil. Nilai kerugian negara diperkirakan mencapai miliaran rupiah. Fakta ini memicu kemarahan publik, karena institusi yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga akuntabilitas dan integritas keuangan daerah, justru diduga menjadi sarang penyimpangan anggaran.
Kepala Kejari Konawe, Dr. Musafir Menca, melalui Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus (Kasi Pidsus), Aswar, SH, dengan nada tegas menyatakan bahwa perkara ini telah naik status dari penyelidikan ke penyidikan, menandakan adanya bukti permulaan yang cukup kuat.
“Hampir 90 persen saksi telah kami periksa. Proses hukum sudah sangat matang. Dalam waktu dekat, kami pastikan akan ada penetapan tersangka,” tegas Aswar di hadapan sejumlah awak media.
Namun, ia masih enggan membuka identitas para saksi maupun jumlah calon tersangka, dengan alasan menjaga integritas proses penyidikan. Namun demikian, sumber internal menyebut bahwa kasus ini menyeret beberapa pejabat penting di tubuh Inspektorat Konkep, yang diduga kuat terlibat dalam penggelembungan anggaran dan penyalahgunaan dana operasional.
Langkah Kejari Konawe ini mendapat dukungan luas dari masyarakat yang muak dengan praktik korupsi yang merajalela di daerah. Banyak pihak mendesak agar Kejari tidak ragu menindak siapapun yang terlibat, tanpa pandang bulu, termasuk bila ada aktor intelektual di balik layar yang selama ini bersembunyi di balik jabatan.
Tak hanya kasus di Inspektorat Konkep, Kejari Konawe juga kini sedang menggarap sejumlah perkara korupsi besar lainnya. Salah satunya adalah proyek fiktif keramba beton di Pulau Saponda, Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, yang diduga kuat menjadi ajang bancakan oknum pejabat daerah.
Dengan intensitas pemberantasan korupsi yang makin meningkat, Kejari Konawe menunjukkan keseriusannya untuk membersihkan aparat birokrasi dari para pelaku kejahatan anggaran. Harapan masyarakat kini tertuju pada keberanian dan ketegasan aparat penegak hukum untuk benar-benar menegakkan hukum secara adil dan transparan.
Jika aparat hukum konsisten dan tidak bermain mata, maka hari-hari gelap para pelaku korupsi di Konawe tinggal menghitung waktu. Rakyat menunggu: siapa yang akan masuk bui lebih dulu.(*)