banner 728x90

Meutya Hafid: PWI Harus Jadi Rumah Nyaman, Pers Penjaga Persatuan Bangsa

  • Bagikan
Silakan Bagikan:

Surakarta — Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, menyerukan agar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menjadi rumah yang nyaman bagi insan pers di tengah derasnya arus digitalisasi dan tantangan kecerdasan buatan (AI). Ia menilai, di tengah perubahan ekosistem media yang begitu cepat, jurnalisme beretika tetap menjadi jangkar utama dalam menjaga persatuan bangsa.

Hal itu disampaikan Meutya saat menghadiri Pengukuhan Pengurus PWI Pusat Masa Bakti 2025–2030 di Monumen Pers Nasional, Surakarta, Sabtu, 4 Oktober 2025. Acara tersebut dihadiri ratusan wartawan dari berbagai daerah, serta sejumlah tokoh pers dan pejabat pemerintah.

Dalam sambutannya, Meutya menyoroti meningkatnya penyebaran disinformasi dan ujaran kebencian di ruang digital. Menurutnya, perkembangan teknologi dan kecerdasan buatan membawa dampak ganda: di satu sisi mempermudah penyebaran informasi, namun di sisi lain mengaburkan batas antara fakta dan opini, bahkan antara kebenaran dan kebohongan.

“Tantangan digitalisasi dan AI membuat masyarakat sulit membedakan mana berita yang benar dan mana yang hoaks,” ujar Meutya. “Karena itu, pemerintah mengajak masyarakat kembali bersandar pada karya jurnalistik yang patuh pada etika dan kebenaran.”

Ia menegaskan, keberlanjutan industri media tidak hanya penting bagi ekosistem informasi publik, tetapi juga bagi kelangsungan demokrasi dan keutuhan bangsa. Menurutnya, media yang sehat dan independen adalah fondasi penting bagi tumbuhnya ruang publik yang rasional dan beradab.

Meutya menilai, di tengah tekanan ekonomi media dan dinamika politik yang kerap menguji independensi redaksi, organisasi profesi seperti PWI memiliki peran strategis. “PWI harus menjadi rumah yang nyaman, tempat para wartawan bisa bertukar gagasan, meningkatkan kapasitas, dan menjaga integritas,” katanya.

Ia berharap pengurus PWI yang baru dapat menjadi motor penggerak profesionalisme wartawan di seluruh Indonesia. Ia juga mendorong agar organisasi tersebut aktif mendampingi anggota dalam menghadapi perubahan teknologi yang terus berkembang, termasuk dalam memanfaatkan kecerdasan buatan secara etis untuk kepentingan publik.

“Dari rumah yang sehat dan solid, akan lahir karya jurnalistik yang kredibel, independen, dan berintegritas tinggi,” ucap Meutya.

Acara pengukuhan tersebut juga menjadi momentum refleksi bagi dunia pers nasional. Sejumlah tokoh yang hadir menilai, pesan Meutya Hafid sejalan dengan semangat awal kelahiran PWI sebagai wadah persatuan wartawan Indonesia yang berkomitmen pada kebenaran dan kepentingan bangsa.

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *