FAKTA1.COM,BLITAR-Perkembangan teknologi mengubah wajah dakwah di Indonesia. Jika dahulu dakwah hanya identik dengan mimbar masjid dan ruang kelas, kini gawai di tangan masyarakat menjadi media paling efektif untuk menyampaikan pesan kebaikan. Hal itu ditegaskan dalam diskusi hangat antara Zarnuzi Fustatul, santri pegiat dakwah digital asal Sidoarjo, dan Gus Iqdam Sabilu Taubah (ST Nyell) di kediamannya pada Jumat, 05 Desember 2025.
Zarnuzi, yang dikenal sebagai pendiri komunitas SantriMenduniaID yang kini berevolusi menjadi SANTRI HUB dengan ikon Peci Kembar, mengungkapkan bahwa dakwah digital merupakan gerakan yang harus diperkuat oleh generasi santri.
“Mengajarkan kebaikan (dakwah) tidak harus selalu di kelas atau atas mimbar. Sekarang semua orang pegang HP. Setiap hari membuka TikTok, Instagram, Facebook, WhatsApp, YouTube. Di situlah medan dakwah terbesar hari ini,” ujar Zarnuzi dalam kesempatan tersebut.
Gus Iqdam turut memberikan dukungan penuh terhadap gerakan dakwah digital. Menurutnya, santri harus hadir sebagai pemberi solusi di tengah derasnya arus konten negatif yang beredar di dunia maya.
“Kita sepakat dakwah di era sekarang harus adaptif. Kalau masyarakat berada di media sosial, maka di sanalah kebaikan harus disebarkan,” tutur Gus Iqdam.
Pada pertemuan tersebut, keduanya berdiskusi tentang strategi kaderisasi santri digital, pentingnya literasi media, hingga cara memaksimalkan platform untuk menyampaikan pesan dakwah yang santun, sejuk, dan menginspirasi.
Zarnuzi yang merupakan santri alumni Gontor menyampaikan tekadnya untuk menjadikan SANTRI HUB sebagai ruang kolaborasi dan pemberdayaan konten kreatif bernilai islami dari santri untuk Indonesia dan dunia.
“Santri harus mendunia tanpa meninggalkan adab dan akhlak. Dunia digital adalah amanah yang harus kita isi dengan kebaikan,” tambahnya.
Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal gerakan dakwah kreatif yang lebih luas, menjawab tantangan zaman sekaligus menghadirkan wajah Islam yang penuh kedamaian di media sosial.
(Redho)














