Fakta1.com, Bombana, 8 November 2025— Serikat Gerakan Mahasiswa menyatakan penolakan keras terhadap rencana aktivitas pertambangan pasir kuarsa di wilayah Poleang Selatan. Organisasi mahasiswa ini menilai proyek tersebut berpotensi merusak lingkungan dan mengancam ruang hidup masyarakat lokal.
Dalam pernyataan resminya, Serikat Gerakan Mahasiswa menegaskan bahwa praktik eksploitasi sumber daya alam selama ini hanya menguntungkan segelintir elite ekonomi, sementara masyarakat di sekitar lokasi tambang justru menanggung dampak kerusakan yang berat.
“Tanah bukan sekadar lahan ekonomi, melainkan ruang hidup rakyat. Sungai yang tercemar, hutan yang gundul, dan udara yang kotor adalah bukti bahwa tambang bukan jalan menuju kesejahteraan, melainkan jalan menuju penderitaan,” demikian kutipan pernyataan sikap Serikat Gerakan Mahasiswa.
Mereka juga menilai bahwa pembangunan sejati seharusnya tidak mengorbankan rakyat demi kepentingan investasi. Serikat Gerakan Mahasiswa mendesak pemerintah untuk meninjau ulang seluruh izin pertambangan yang bermasalah, menghentikan praktik perampasan ruang hidup masyarakat adat dan petani, serta menegakkan keadilan ekologis yang berpihak pada kehidupan.
Organisasi tersebut menegaskan komitmennya untuk terus berada di garis depan perjuangan bersama rakyat dalam membela bumi dan menolak segala bentuk ketidakadilan lingkungan.
“Kami akan terus melawan segala bentuk eksploitasi yang mengancam kelestarian alam dan kesejahteraan rakyat,” tegas pernyataan itu.
Rencana pertambangan pasir kuarsa di Poleang Selatan sebelumnya menuai sorotan dari berbagai kalangan, terutama pegiat lingkungan dan masyarakat setempat yang khawatir akan dampak ekologis serta sosialnya. Hingga kini, pemerintah belum memberikan tanggapan resmi terkait desakan peninjauan ulang izin tambang tersebut.(*)
