banner 728x90

Ketika Negeri Mengulurkan Tangan, Satu Bus Pendidikan Tiba di Konawe

  • Bagikan
Silakan Bagikan:

Fakta1.com, Konawe, 15 Juli 2025. Tirai dibuka, mentari menggantung malu-malu di ufuk timur. Langit memayungi harapan baru.

Hari itu, di antara langkah-langkah yang bergetar oleh semangat dan haru, Pemerintah Kabupaten Konawe menerima anugerah berharga: satu unit bus sekolah, kiriman penuh cinta dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, melalui tangan hangat Dinas Perhubungan Kabupaten Konawe.

Sebuah momen yang tidak sekadar seremonial—ini adalah narasi nyata tentang perjuangan dan pengabdian, Tokoh pertama naik ke panggung: Plt. Kepala Dinas Perhubungan, Febri Malaka, SE., MM, berdiri gagah namun merendah di balik podium. Dengan suara yang menggetarkan relung hati, ia menyampaikan:

“Alhamdulillah… ini bukan sekadar bus, ini adalah buah dari kerja keras, dari koordinasi yang tak kenal lelah dengan Direktorat Angkutan Jalan. Kami bersyukur… sangat bersyukur.”

Ia menambahkan, dengan tatapan jauh ke masa depan, “Semoga kendaraan ini menjadi jembatan ilmu bagi anak-anak negeri. Namun kami belum puas—kebutuhan masih besar, harapan masih panjang. Kami akan terus mengetuk pintu pusat, meminta agar derma ini tak berhenti di sini.”

Masuk tokoh utama: Wakil Bupati Konawe, Syamsul Ibrahim, SE., M.Si, hadir menggantikan sang Bupati. Ia berdiri tegak, namun nada suaranya penuh kelembutan dan penghormatan:

“Atas nama Bupati Konawe, kami haturkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Perhubungan, khususnya Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. Bantuan ini adalah cahaya bagi anak-anak kami, terutama di pelosok yang jauh dari hiruk-pikuk kota.”

Ia menegaskan dengan penuh keyakinan,“Bus ini bukan untuk dipajang, bukan untuk dipolitisasi—ini adalah milik rakyat. Dan kami pastikan: tanpa pungutan! Gratis! Suci dari segala bentuk bayaran.”

Tak sampai di sana, dengan semangat yang berkobar namun terukur, ia menyampaikan komitmen Pemkab:

“Kami telah perintahkan Dinas Perhubungan: segera siapkan semuanya—sopir, bahan bakar, administrasi. Jangan biarkan roda harapan ini menunggu terlalu lama untuk berputar.”

Dan seolah tak ingin adegan ditutup tanpa tambahan babak, ia mengumumkan sebuah usulan baru:

“Kami juga mengajukan permohonan dua unit sepeda motor BM. Ini bagian dari ikhtiar kami untuk memperkuat pengawasan dan pengawalan lalu lintas. Pelayanan kepada masyarakat tak boleh stagnan—harus terus hidup dan bergerak.”

Tirai menutup perlahan. Di balik panggung, sebuah bus berwarna cerah menanti untuk berkelana. Bukan sekadar kendaraan, tapi pembawa mimpi dan masa depan.

Sinergi pusat dan daerah bukan hanya kata—hari ini, ia menjelma nyata di Konawe, dalam bentuk satu bus sekolah. Tapi bagi rakyat, itu satu gerbang menuju cita-cita.

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *