FAKTA1.COM, KONAWE, 21 Mei 2025 — Perum Bulog Kantor Cabang (KC) Unaaha terus memperkuat perannya dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Hingga 20 Mei 2025, Bulog telah berhasil menyerap 33.762 ton gabah, 1.537 ton beras, atau setara dengan 19.560 ton beras konsumsi — hampir mencapai target tahun ini sebesar 34.768 ton gabah, 2.000 ton beras, atau setara 20.559 ton beras.
Kepala Bulog KC Unaaha, Muh. Abdan Djarmin, menyampaikan bahwa penyerapan dilakukan secara aktif dengan pendekatan langsung ke lokasi-lokasi panen.
“Saat ini, Bulog Unaaha sendiri menjemput dan turun langsung ke lapangan. Kami tidak menunggu, tetapi mendatangi sentra produksi untuk memastikan hasil panen petani terserap dengan harga yang sesuai HPP, yakni Rp6.500 per kilogram,” tegasnya.
Salah satu titik panen yang dikunjungi tim Bulog adalah Desa Nario Indah, Kecamatan Wawotobi, dengan lahan panen mencapai 4 hektare.
Petani setempat, Hamid, mengaku senang dengan keterlibatan langsung Bulog dalam menyerap hasil panen mereka.
“Biasanya kami kesulitan jual gabah dengan harga yang layak. Tapi sekarang, Bulog langsung datang ke sawah, timbang di tempat, dan bayarnya juga cepat. Harga Rp6.500 itu sangat membantu kami sebagai petani,” ungkapnya.
Beras hasil serapan saat ini disimpan di Gudang Bulog Konawe sebanyak 7.000 ton, dan 12.560 ton di sembilan gudang filial lainnya. Untuk memperkuat distribusi, delapan gudang tambahan juga telah disewa di Kendari, Kolaka, dan Konawe.
Dukungan penuh juga datang dari Kepala Bulog Provinsi Sulawesi Tenggara, Ibu Siti Mardati Saing, yang menegaskan bahwa penyerapan gabah ini adalah bagian dari amanah negara.
“Kami pastikan petani terlindungi, harga stabil, dan stok nasional aman. Bulog hadir langsung ke lapangan sebagai mitra negara dan rakyat,” ujarnya saat meninjau Gudang Bulog di Desa Ameroro.
Program ini juga mendapat respons positif dari pelaku usaha penggilingan. Ariasari Dwi Sartika Saranani, S.Pi., dari CV Usaha Baru (CV Usbar) menuturkan bahwa kemitraan dengan Bulog sangat meringankan beban usaha.
“Dengan program baru ini, kita tidak pakai modal sendiri lagi. Pemerintah melalui Bulog membantu pembiayaan, dan sistem replace berjalan baik. Kami sangat terbantu,” jelasnya.
Melalui pendekatan langsung, kolaborasi lintas pihak, dan keberpihakan nyata pada petani, Bulog tampil sebagai penggerak utama ekosistem pangan nasional yang adil dan berkelanjutan, memperkuat fondasi swasembada pangan Indonesia.(timfakta)