banner 728x90

Tak Ada Kata Lelah, Wabup Konawe Setia Melayani Warga Hingga Larut Malam

  • Bagikan
Silakan Bagikan:

Fakta1.com, Unaaha – Komitmen Wakil Bupati Konawe, H. Syamsul Ibrahim, SE., M.Si., atau yang akrab disapa Bang Syam, untuk menjadi pelayan masyarakat bukan sekadar jargon kampanye atau retorika politik belaka. Sosok yang dikenal rendah hati ini kembali menunjukkan konsistensinya sebagai pemimpin yang hadir dan terbuka bagi semua kalangan.

Sejak pagi hari, Selasa (27/5/2025), suasana di ruang kerja Kantor Wakil Bupati Konawe sudah tampak sibuk. Para tamu dari berbagai latar belakang—mulai dari pejabat pemerintahan, tokoh adat, pelaku UMKM, hingga warga biasa—terlihat duduk mengantri dengan tertib. Satu per satu mereka diterima secara langsung oleh Bang Syam, tanpa perantara, tanpa protokoler yang berbelit. Semua mendapat perlakuan yang sama: disambut hangat, didengarkan, dan diberikan tanggapan nyata.

Siang hingga sore hari, usai menyerahkan Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Wakil Bupati H. Syamsul Ibrahim, SE, M.Si langsung bergeser ke kantornya. Di sana, beliau kembali menerima tamu dari berbagai kalangan yang ingin menyampaikan aspirasi dan berdiskusi secara langsung.

Kesibukan Bang Syam tak berhenti sampai di kantor. Bahkan saat tiba di rumah jabatan, tampak jelas para tamu sudah menunggu kedatangannya dengan sabar. Hal ini menunjukkan betapa tingginya antusiasme masyarakat untuk berdialog langsung dengan Wakil Bupati yang dikenal sangat terbuka dan responsif.

Yang luar biasa, meski jadwal padat berlangsung sejak pagi hingga malam hari, Bang Syam tetap menjalankan tugasnya dengan senyum dan energi penuh. Bahkan saat waktu menunjukkan pukul 21.30 Wita, ia masih mengenakan seragam dinas lengkap dan tetap bersedia menerima tamu yang datang ke rumah jabatan. Tidak ada tanda-tanda kelelahan di wajahnya, seolah menjadi pemimpin bukan hanya kewajiban administratif, tetapi panggilan hati.

“Ini memang sudah menjadi tanggung jawab kami. Selama masih ada waktu, saya tidak ingin ada yang pulang dengan kekecewaan. Rakyat perlu didengarkan, karena dari sanalah arah kebijakan bisa benar-benar tepat sasaran,” ungkap Bang Syam saat ditemui di sela-sela aktivitasnya.

Menurutnya, jabatan hanyalah alat. Yang paling utama adalah bagaimana amanah itu dijalankan dengan tulus. “Saya percaya, seorang pemimpin tidak boleh hanya duduk di belakang meja. Ia harus turun, mendengar, merasakan langsung denyut kehidupan rakyatnya,” tambahnya.

Sepanjang hari itu, berbagai isu strategis dan persoalan teknis dibahas dalam pertemuan-pertemuan maraton. Dari soal pelayanan publik, keinginan membentuk koperasi di desa, permintaan perbaikan infrastruktur, hingga aspirasi generasi muda yang ingin lebih diberdayakan melalui pelatihan kerja dan kewirausahaan. Semua didengar dengan penuh perhatian dan dicatat untuk ditindaklanjuti oleh perangkat daerah terkait.

Salah seorang tamu yang hadir, Hasbullah, tokoh pemuda dari Kecamatan Wawotobi, mengaku sangat terkesan. “Kami datang tanpa janji formal, hanya membawa niat baik untuk menyampaikan aspirasi. Tapi ternyata, kami disambut seolah sudah lama dikenal. Beliau menerima kami bukan hanya dengan telinga, tapi dengan hati,” ujarnya penuh haru.

Hal senada juga disampaikan oleh Rukmini, seorang ibu rumah tangga yang datang bersama kelompok dasawisma. “Saya pikir pejabat itu susah ditemui. Tapi Pak Wakil Bupati berbeda. Kami sampaikan soal bantuan usaha kecil, beliau langsung arahkan staf untuk tindak lanjuti. Rasanya seperti bicara dengan keluarga sendiri,” katanya.

Bang Syam memang dikenal luas di Konawe sebagai figur yang tidak menjaga jarak. Dalam berbagai kegiatan, ia selalu berusaha hadir langsung, baik itu di pertemuan adat, acara keagamaan, hingga gotong royong di desa-desa. Baginya, tidak ada pemimpin tanpa rakyat. Maka keberadaannya di tengah masyarakat bukan sebatas kewajiban formal, tapi kebutuhan moral.

Rekan-rekan kerjanya dulu di DPRD Provinsi Sulawesi tenggara, menyebutkan bahwa gaya kepemimpinan Bang Syam sering kali menjadi inspirasi, terutama bagi ASN muda yang tengah belajar memahami makna pelayanan publik sejati. Bahkan dalam beberapa kesempatan, ia rela membatalkan agenda pribadi atau keluarga demi memenuhi undangan warga di pelosok kecamatan.

Kepala Bagian Protokol Setda Konawe, yang turut mendampingi kegiatan tersebut, mengatakan bahwa pola kerja Wakil Bupati memang melelahkan secara fisik, tapi sangat menginspirasi secara moral. “Beliau tidak pernah menghitung waktu saat menyangkut urusan masyarakat. Prinsipnya, selama masih bisa dijangkau, akan diusahakan untuk hadir,” tuturnya.

Dari semua yang ia lakukan hari itu, jelas terlihat bahwa Bang Syam tidak sedang membangun pencitraan. Yang ia bangun adalah jembatan kepercayaan, antara pemerintah dan rakyat, yang sering kali tergerus oleh birokrasi dan keterbatasan komunikasi.

Dengan semangat melayani yang melampaui batas waktu kerja, Bang Syam menegaskan kembali bahwa jabatan bukan soal kemewahan atau kekuasaan, tetapi soal seberapa besar manfaat yang bisa diberikan kepada orang lain. Dalam era di mana banyak pemimpin tampil elitis, kehadiran Bang Syam menjadi bukti nyata bahwa masih ada pemimpin yang memilih jalan sederhana—melayani, mendengarkan, dan bekerja dengan hati.(*)

banner 120x600
  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *