Menu

Mode Gelap
BREAKING NEWS, Kejagung Tetapkan Ibu Ronald Tannur Tersangka Suap dan Gratifikasi di Pengadilan Negeri Surabaya Sebanyak 70 Orang di Kentucky, AS Tewas usai Diterjang Tornado Dahsyat Kemendag Cabut Larangan Penjualan Minyak Goreng Curah Berita Populer: Uji Coba Gage ke Anyer-Kunjungan Wisman 2022 Diprediksi Rendah Bosen Kerja Kantoran? Jadi Atlet MMA Aja! Di Negeri Sawit, Minyak Goreng Tak Terjangkau

Headline

DPP Al Islam dan Kemuhamamdiyah (DPP AIK) UM Kendari Menggelar Pengajian Bulanan

badge-check


					DPP Al Islam dan Kemuhamamdiyah (DPP AIK) UM Kendari Menggelar Pengajian Bulanan Perbesar

Silakan Bagikan:

FAKTA1.COM, KENDARI— Kegiatan yang dilakukan oleh Departemen Pengkajian dan Pengamalan Al Islam dan Kemuhamamdiyahan (DPP AIK) Universitas Muhammadiyah Kendari adalah kegiatan bulanan dalam rangka memberikan penguatan kapasitas pengetahuan bermuhammadiyah bagi para Dosen dan tenaga pendidikan.

Kegiatan berlangsung di Aula Universitas Muhammadiyah Kendari pada Senin, 21 Oktober 2024. Turut hadir sebagai pemateri bapak Dr. H. Muh. Alifuddin, M.Ag selaku sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sultra, sekaligus Sekretaris Badan Pembina Harian UM Kendari.

Direktur DPP AIK UM Kendari H. Ahmad Abdillah Mattinetta menjelaskan kegiatan ini adalah sebagai penguatan pemahaman keagamaan dalam Muhammadiyah, sehingga dalam melaksanakan tugasnya baik sebagai Dosen maupun tenaga pendidik mampu mempraktikkan dalam kegiatan sehari-harinya.

Muhammadiyah memiliki doktrin agama yang kuat pada warganya. Bentuk doktrin dari Muhammadiyah ialah doktrin sosial. Yaitu mendorong warganya untuk senantiasa beramal dalam kehidupannya.

Muhammadiyah dalam Anggaran Dasarnya memiliki 7 poin penting yang salah satunya ialah setiap manusia hidup harus berdasarkan tauhid, ibadah, dan kehidupan beragama lainnya. Menjadi pondasi dasar gerakan organisasi Muhamamdiyah.

Pemahaman tersebut berdasarkan teologi Al Maun yang menjadi ciri khas dari gerakan sosial dari Muhamamdiyah. Menurut Bapak H. Muh. Alifuddin salaku pemateri mengatakan “jika ada warga Muhammadiyah yang tidak memiliki aktifitas sosial, maka dia bukan orang Muhammadiyah” jelas Sekretaris PWM Sultra.

Muhammadiyah memiliki teologi sosial, bukan teologi politik menjadi ciri pembeda dari gerakan Muhammadiyah. Sebab itu Muhamamdiyah senantiasa berbicara tentang kemanusiaan, bukan lagi berbicara persoalan agamanya. Itulah mengapa teologi yang digunakan oleh Muhamamdiyah sebagai teologi Al Maun. Yang konsep modern saat ini di sebut sebagai filantropi. Yaitu perspektif yang terbangun dari rasa cinta, tanpa melihat permbedaan budaya, agama dan sebagainya.

Olehnya itu dalam konsep Islam manusia itu satu sebagai hamba Allah. Sehingga menganiaya manusia lainnya sama saja kita menganiaya tuhan itu sendiri. H. Muh. Alifuddin mengatakan bahwa dalam setiap kerja dan langkanya ialah mendorong terjadinya kebaikan, menolong anak yatim, memberi makan fakir miskin. Jelasnya.

Olehnya itu menurutnya bahwa orang yang mendustakan agama ialah mereka yang sudah tahu ajaran agama, namun enggan untuk mempraktikkan ajaran tersebut.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

JPU Kejari Konsel Tuntut Bebas Guru Honorer Supriyani

11 November 2024 - 12:32 WIB

Polri Siap Uji Publik Keterbukaan Informasi, Tunjukkan Komitmen Pada Pemenuhan Hak Akses Masyarakat Atas Informasi Publik

11 November 2024 - 11:22 WIB

Kapolri Tegaskan Komitmen Transformasi Polri

11 November 2024 - 11:02 WIB

Pj Gubernur Prof Zudan : Percepatan Investasi Membutuhkan Kerja Sama Lintas Sektor

11 November 2024 - 10:54 WIB

Gebyar Bazar Adhyaksa 2024 Resmi Dibuka Jaksa Agung Republik Indonesia

11 November 2024 - 08:42 WIB

Trending di Headline