Arafah, fakta1.com— Menjelang puncak pelaksanaan ibadah haji tahun 2025, Tenaga Ahli Menteri Agama Republik Indonesia, Dr. H. Bunyamin M. Yapid, melakukan pemantauan langsung ke sejumlah lokasi utama pelaksanaan ibadah haji, yakni Arafah, Musdalifah, dan Mina (Armuzna). Dalam kunjungan tersebut, Dr. Bunyamin didampingi oleh Kepala Perlindungan Jamaah PPIH Arab Saudi, Kolonel Laut Harun Al Rasyid, guna memastikan seluruh fasilitas dan kebutuhan jamaah haji Indonesia benar-benar siap digunakan.
Pemantauan ini dinilai sangat penting mengingat Arafah, Musdalifah, dan Mina merupakan titik krusial dalam pelaksanaan ibadah haji. Di lokasi inilah puncak haji terjadi, di mana puluhan ribu jamaah dari Indonesia akan menjalankan wukuf, bermalam, dan melontar jumrah sebagai bagian dari rangkaian ibadah yang padat dan penuh makna.
“Kita ingin memastikan segala sesuatunya berjalan lancar dan tertata. Kami melihat tenda-tenda di Arafah telah mulai dipersiapkan dengan baik oleh pihak syarikah, lengkap dengan kasur yang sesuai standar. Namun, tentu masih banyak hal teknis lainnya yang harus diperhatikan,” ujar Dr. Bunyamin.
Ia menyoroti bahwa kesiapan fisik tenda hanyalah satu aspek dari keseluruhan sistem pelayanan. Metode pembagian maktab, kesiapan toilet, kelayakan sistem pendingin udara di tenda, hingga skema evakuasi darurat menjadi bagian penting yang harus diperhitungkan dengan cermat.
“Semua kita pastikan berfungsi dengan baik, mulai dari toilet, pendingin udara di tenda, hingga skema operasional yang akan digunakan oleh tim Perlindungan Jamaah (Linjam) PPIH Arab Saudi. Jangan sampai ada satu pun kekurangan yang bisa menimbulkan risiko bagi jamaah kita,” tegasnya.
Selain meninjau Arafah, rombongan juga melakukan peninjauan ke Musdalifah dan Mina, dua lokasi penting yang akan dilalui oleh jamaah setelah wukuf. Dr. Bunyamin menyatakan apresiasinya terhadap keseriusan otoritas haji Arab Saudi dalam menyiapkan fasilitas dan infrastruktur terbaik.
“Kami melihat jalan-jalan yang akan dilalui jamaah terus diperbaiki dan ditata. Ini menunjukkan adanya komitmen tinggi dari otoritas setempat dalam memastikan kenyamanan jamaah, termasuk dari Indonesia. Semoga dengan kesiapan ini, para jamaah bisa lebih fokus dan khusyuk dalam menjalankan ibadah,” tambahnya.
Diketahui, PPIH Arab Saudi telah merancang berbagai skema pelayanan yang bertujuan mengantisipasi potensi ketidaknyamanan jamaah selama Armuzna. Salah satunya adalah program safari wukuf yang ditujukan khusus bagi jamaah lansia dan difabel. Skema ini akan memudahkan mereka menjalankan wukuf di Arafah tanpa harus melalui perjalanan berat.
Tak hanya itu, metode tanassul juga akan diterapkan untuk mengatur pergerakan jamaah secara bertahap, guna menghindari penumpukan yang bisa membahayakan keselamatan.
Dengan sinergi antara pemerintah Indonesia, PPIH Arab Saudi, dan otoritas haji setempat, diharapkan pelaksanaan ibadah haji 2025 ini dapat berlangsung lebih tertib, aman, dan nyaman, sehingga jamaah Indonesia bisa menjalankan ibadah dengan hati tenang dan penuh kekhusyukan (fers)